Steve Jobs mungkin
sudah wafat tetapi beberapa warisannya masih akan tetap dikenang oleh dunia.
Dari pidatonya yang disampaikan di depan hadirin upacara wisuda di Universitas
Stanford tahun 2005, Steve Jobs mengemukakan kisah hidupnya yang getir dan
berbuah manis dengan kerja keras.
Jobs yang dikenal perfeksionis dan ambisius ini tak hanya
memberikan kita pelajaran bagaimana menjual kepada konsumen dengan menyentuh
sisi kemanusiaan mereka, tetapi ia juga tergolong seorang figur fenomenal dalam
peradaban modern. Tanpa gelar sarjana seperti Bill Gates, Jobs mampu pukau
dunia dengan karya-karyanya di Apple.
Saya berpikir kisah hidup Steve Jobs yang dramatis ini bisa
menginsipirasi kita. Ada 7 poin yang bisa kita pelajari dan terapkan
sepeninggalnya.
Pakailah sudut pandang yang berbeda dalam memahami dan menjalani
karir yang kita jalani. Mayoritas orang hanya mengikuti arus di sekitar mereka
tanpa memahami apa yang diinginkan hati dan intuisi mereka. Sering kali ini
dilakukan baik secara sadar maupun tidak sadar. Berhentilah sejenak dan
renungkan apa yang hati dan intuisi kita sebenarnya inginkan karena keduanya
hampir selalu benar. Miliki sebuah tujuan yang besar secara maknawi tetapi
sederhana yang bisa kita wujudkan melalui pencapaian tujuan-tujuan yang lebih
kecil setiap harinya.
Layaknya sebuah organisasi atau perusahaan, setiap individu juga
idealnya harus memiliki visi dalam menjalani kehidupan mereka. Dengan memiliki
sebuah visi atau impian, kita dapat dengan jelas mengetahui apa yang ingin kita
tuju dan wujudkan, tidak hanya dalam lingkup profesi tetapi juga secara umum.
Memiliki sebuah visi yang jelas juga bisa memberikan peluang bagi diri kita
untuk berbagi dan bertukar serta memperkaya visi yang pada gilirannya akan
memungkinkan kita untuk berhubungan dan bekerjasama dengan sebanyak-banyaknya
individu atau kelompok lainnya yang memiliki kesamaan visi. Dalam kasus Steve
Jobs, secara gamblang ia menekankan visinya tentang inovasi yang dapat mengubah
dunia. Gairah inilah yang mendorong kita untuk tidak hanya mengikuti siklus
kehidupan yang konvensional.
3. ROMBAK CARA
BERPIKIR
Revolusi cara berpikir kita dari sekarang. Inovasi tanpa daya
kreasi sebagai pengiringnya merupakan omong kosong belaka. Bagi Jobs, berkreasi
pada dasarnya ialah menghubungkan entitas-entitas terpisah dengan cara yang
belum dipakai orang lain. Jobs sangat menjunjung tinggi pentingnya pengalaman
agar dapat mengerti pengalaman hidup manusia dengan lebih mendalam.
4. JUALAH MIMPI
Bertindaklah lebih jauh dari yang seharusnya. Dalam hal ini, kita
harus bisa menyentuh ‘titik’ paling sensitif yang dimiliki konsumen, sesuatu
yang lebih dalam dan esensial. Saat konsumen merasa sangat dipahami dan
dimanjakan, saat itulah kita dapat dikatakan memahami mereka bukan sebagai
konsumen tetapi sekumpulan individu yang menyimpan, impian, harapan, dan
cita-cita. Apa yang sejauh ini dilakukan Jobs serta stafnya ialah membuat
sederet produk yang diciptakan berdasarkan keinginan untuk membantu ‘konsumen’
meraih impian, harapan, dan cita-cita.
Seseorang tidak dapat dikatakan jenius jika ia memperumit hal yang
sebenarnya lebih sederhana karena kelebihan utama seorang jenius adalah
menyederhanakan kerumitan sehingga bisa lebih dimengerti orang lain. Filosofi
inilah yang mendasari berbagai desain produk Apple. Jobs sangat mengagungkan
kesederhanaan dengan menyatakan, “Kesederhanaan ialah kecanggihan yang paling
utama”. Dengan menyingkirkan hal lain yang kurang penting, kita memungkinkan
hal-hal yang jauh lebih penting untuk bisa mengemukan.
Terapkan sudut pandang yang berbeda saat memandang apa yang akan
dialami orang lain saat memakai produk atau jasa kita. Steve Jobs telah membuat
Apple menjadi sebuah standar baru di bidang layanan pelanggan. Apple Store
mencetak prestasi dengan menjadi pengecer terhebat dengan memperkenalkan
inovasi sederhana yang dapat diterapkan oleh semua bisnis di dunia sehingga
terjalin sebuah hubungan yang dalam dan abadi dengan pengguna produk atau jasa
kita. Gunakan analogi atau metafora untuk memikirkan mengenai solusi sebuah
masalah. Dengan menemukan persamaan di antara dua hal yang tidak sama, otak
kita dirangsang untuk membuat hubungan yang menjembatani keduanya.
7. SAMPAIKAN IDE
DENGAN MENGESANKAN
Berpikirlah dengan cara yang berbeda tentang kisah kita. Ide
memang penting tetapi jika kita kurang pandai dalam menyampaikan mungkin saja
esensinya tidak tersampaikan atau bahkan salah dimengerti. Dan konsekuensinya,
orang tidak akan memperhatikan apalagi terkesan oleh ide kita tidak peduli
secemerlang apapun ide itu. Keahlian bertutur bagi Steve Jobs bukan lagi soal
bagaimana meluncurkan sebuah produk dan meraih angka penjualan
setinggi-tingginya, tetapi juga soal mengubah sesuatu yang formal menjadi sebuah
bentuk karya seni mengagumkan. Dan pastikan kisah yang kita gunakan untuk
membangun merek selalu konsisten dari satu aspek ke aspek lainnya, misalnya
iklan, bahan pemasaran, media sosial, presentasi, situs, dan sebagainya.
referensi kelompok 5:
http://tobangga.wordpress.com/2013/04/25/what-we-can-learn-from-steve-jobs/
0 komentar dari kalian:
Posting Komentar
Thanks for coming and coment my article^^