Senin, 21 Oktober 2013

Pengenalan Pada E-commerce

http://startupbisnis.com/wp-content/uploads/2013/02/shopping-cart-mouse.jpg




E-commerce adalah penjualan, pembelian, pemasaran barang atau jasa melalui sistem elektronik suatu jaringan komputer (internet) dengan cara mentransfer uang melalui jalur komunikasi digital. E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. E-commerce merupakan bagian dari e-business, di mana cakupan e-business lebih luas, tidak hanya sekedar perniagaan tetapi mencakup juga pengkolaborasian mitra bisnis, pelayanan nasabah, lowongan pekerjaan dll. Selain teknologi jaringan www, e-dagang juga memerlukan teknologi basisdata atau pangkalan data (databases), surat elektronik (e-mail), dan bentuk teknologi non komputer yang lain seperti halnya sistem pengiriman barang, dan alat pembayaran untuk e-commerce ini.

E-commerce pertama kali dikenalkan pada tahun 1994 di banner elektronik dipakai untuk tujuan promosi di halaman website. Dan berkembang hingga saat ini. Banyak sekali yang menggunakan e-commerce dalam berbisnis, karena dapat meminimalisir biaya dalam berbisnis. Yang dibutuhkan hanyalah membuat domain yang jauh lebih murah daripada kita membuat toko di pinggir jalan. Bahkan ada sebuah website yang menyediakan tempat untuk menjual dagangan kita secara gratis, seperti e-bay contohnya. Selain itu jangkauan kita dalam berbisnis melalui internet sangatlah luas. Melihat banyaknya pengguna internet di dunia. Tak heran online shop sangat banyak bermunculan akhir-akhir ini. Dengan kenyataan yang seperti itu, persaingan menjadi semakin lebih ketat. Perlu adanya evaluasi agar tetap bertahan ditengah-tengah persaingan yang ketat. Cara mengevaluasinya sebagai berikut :
  1. Peningkatan kualitas produk yang kita jual
  2. Penggunaan teknologi informasi yang efektif
  3. Kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama agar pelanggan yang akan membeli percaya terhadap online shop kita
  4. Pemantauan perusahaan lain yang menjual produk yang sama
  5. Membuat inovasi terbaru
Dan mungkin masih banyak lagi usaha-usaha yang diperlukan dalam evaluasi agar tetap mampu bertahan.
Diperlukan juga strategi agar perusahaan kita menjadi recomended seller dan berada di atas perusahaan lain. Contohnya seperti :
  1. Memberikan jaminan pada produk yang kita jual
  2. Memberiakan  informasi yang lengkap terhadap produk yang dijual
  3. Memberikan testimonial pelanggan terhadap produk yang d jual agar calon pembeli lain tidak ragu
  4. Memberikan layanan yang memadai, seperti call center
  5. Memberikan kemudahan dalam bertransaksi
  6. Memperluas jaringan
  7. Menekan harga agar tidak tersaingi dengan perusahaan lain
 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2DfRbx2bHUrFXBWYPrzzJbABjqG_XAVbZ6aE5CIvRcZHDbU_mroZLFMsQ2CRpFXlUNKjAR4H3dzhpnCqxPPqx6BQpMZtAYwBCAmTpLe1UgrPEqdK7g6DLUriPgqt1FLztZAqMwsXAQQwu/s1600/ecommerce-website-development.png

Ada beberapa macam e-commerce yaitu :
1.      Business-To- Business (B2B)
Business-to-business (B2B) menggambarkan transaksi perdagangan antara perusahaan, seperti antara produsen dan grosir, atau antara grosir dan pengecer.
Volume transaksi B2B jauh lebih tinggi dibandingkan volume transaksi B2C. Alasan utama untuk ini adalah bahwa dalam rantai pasokan yang khas akan ada banyak transaksi yang melibatkan B2B subkomponen atau bahan baku, dan hanya satu transaksi B2C, khususnya penjualan produk jadi ke konsumen akhir. Sebagai contoh, sebuah produsen mobil membuat beberapa transaksi B2B seperti membeli ban, kaca untuk kaca jendela, dan selang karet untuk kendaraan. Transaksi terakhir, kendaraan yang sudah selesai dijual ke konsumen, adalah satu (B2C) transaksi.

2.       Business-To-Consumer(B2C)
Business-to-Customer merupakan kegiatan yang menggambarkan bisnis melayani antara konsumen akhir dengan produk / jasa. Contoh: Transaksi B2C seseorang akan membeli sepasang sepatu dari pengecer. Transaksi yang mengarah ke sepatu yang tersedia untuk pembelian, yaitu pembelian kulit, tali, karet, dll.

3.        Consumer-To-Consumer (C2C)
Merupakan kegiatan yang melibatkan perdagangan elektronik-difasilitasi elektronik transaksi antara konsumen melalui beberapa pihak ketiga. Sebuah contoh umum adalah lelang online, di mana konsumen posting item Dijual konsumen lain menawar untuk membeli. Situs hanya perantara, hanya ada untuk mencocokkan konsumen. Mereka tidak perlu memeriksa kualitas dari produk yang ditawarkan.

4.       Business-To-Employee (B2E)
Merupakan electronic commerce yang menggunakan jaringan intrabusiness yang memungkinkan perusahaan untuk menyediakan produk / jasa kepada karyawan mereka. Biasanya, perusahaan menggunakan jaringan untuk mengotomatisasi B2E karyawan perusahaan yang terkait dengan proses.
Dari beberapa macam yang ada pada contoh di atas, B2B terlihat yang paling menarik, karena dengan cara seperti itu suatu perusahaan dapat menekan anggaran pengeluaran. Seperti contohnya suatu perusahaan mobil akan membeli ban ke perusahaan ban, dengan pembelian jumlah yang banyak, maka akan ada free shipping(pengiriman barang secara gratis). Tentu hal ini sangat menguntungkan kedua belah pihak, dimana perusahaan mobil tersebut dapat menekan oengeluaran ongkos kirim, sedangkan perusahaan ban mengalami keuntungan berlipat dari banyaknya penjualan ban.
Untuk belajar e-commerce kita harus tahu prinsip dalam berdagang pada umumnya. Yang membedakannya adalah keterlibatannya teknologi komputer. Selain itu kita juga harus tahu perkembangan bisnis terkini. Kita juga harus belajar bagaimana memulai usaha e-commerce dengan cara memberikan inovasi terbaru dalam berbisnis. Dan yang terpenting kita harus tahu peluang-peluang yang ada dengan melihat perkembangan pasar saat ini.
Banyak isu-isu yang muncul terkait dengan e-commerce. Selain menarik, e-commerce juga banyak dimanfaatkan oleh pihak yang menyalahgunakan e-commerce untuk kejahatan berupa penipuan. Sehingga masyarakat kita sudah banyak yang tidak percaya terhadap transaksi pada e-commerce.
Proteksi terhadap konsumen merupakan hal penting yang harus diperhatikan dan diaplikasi oleh suau entitas bisnis, karena pada bisnis e-commerce;

1. Tidak terdapat kontak face to face dengan para konsumen ataupun pemasok dan
2. Masalah anonimitas. Kondisi ini yang sangat memungkinkan terjadinya kecurangan.

 https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjFAmxw7GBGTYqPDNRUMaNpbROrqqEhA8LjHEjEdRvhMsjYE8SbknN0fycec7Rf3Orn7VCoxa2P7-xueh9A0db9SWmSxG5NN429jhOhW4ZC4bvEfqI4n7BdVy_cRTw6_AUTz9RKw0WVek3T/s1600/e-commerce1.jpg

Beberapa perusahaan publik dan swasta berupaya untuk menyediakan proteksi yang diperlukan untuk membangun kepercayaan konsumen, sebagai salah satu faktor penentu kesuksesan aplikasi e-commerce. Penggunaan software inteligen untuk mengidentifikasi kemungkinan konsumen yang diragukan, identifikasi signal peringatan untuk kemungkinan terjadinya kecurangan transaksi, validasi rekening bank konsumen untuk menghindari adanya rekening konsumen yang fiktif (perusahaan melakukan konfirmasi pada bank terkait dengan pembayaran atau tagihan komsumen), pelibatan jasa asuransi pihak ketiga, melakukan pengendalian autentifikasi dan biometrik merupakan beberapa bentuk upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk memprevensi, mendeteksi dan mengkoreksi berbagai kegiatan bisnis dalam e-commerce.
Kegagalan dalam berbisnis melalui e-commerce dapat dihindari dengan cara merencanakan planning dengan benar, meningkatkan pengamanan transaksi, metode penjualan yang jelas dll.

0 komentar dari kalian:

Posting Komentar

Thanks for coming and coment my article^^